Tipe-Tipe Supervisi
Tipe-tipe
Supervisi
Menurut Burton
dan Bruecknes, supervisi dibagi menjadi lima tipe dasar yaitu,
Supervisi sebagai Inspeksi
Tipe ini biasa
terjadi pada administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis yang
mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain. Istilah lainnya yaitu
tipe ini berperan sebagai inspektur yang bertugas mengawasi kerja guru. Hal ini
bertujuan untuk mengawasi apakah kerja guru tersebut telah berjalan dengan baik
atau tidak. Tipe ini bukan bertujuan untuk menolong guru mengembangkan dan
memperbaiki cara kerja mereka melainkan untuk menentukan konduite (baik buruknya)
kinerja guru ataupun penilaian terhadap kecakapan dan ketaatan guru dalam
menjalankan tugasnya[1].
Tipe ini termasuk ke dalam tipe pengawasan yang tradisional karena telah
dikenal sejak sebelum Indonesia merdeka sampai sekitar tahun 1970-an. Adapun pejabat
yang melaksanakan tipe ini yaitu;
Ø Untuk
tingkat Pendidikan Dasar (TK dan SD) disebut Penilik.
Ø Untuk
tingkat Pendidikan Menengah (SLTP dan SLTA) disebut Pengawas.
N.A. Ametembun mengemukakan
beberapa karakteristik dari tipe ini yaitu,
a. Controlling:
memeriksa apakah segala peraturan, instruksi, atau rencana-rencana yang telah
ditetapkan oleh atasan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
b. Correcting:
memeriksa apakah yang dilaksanakan itu sesuai atau tidak dengan apa yang telah
ditetapkan yang sasarannya adalah kesalahan-kesalahan yang mungkin dibuat oleh
bawahan.
c. Judging:
mengadili, dalam arti member penilaian atau keputusan sepihak: menegur,
mengecam, memutasikan, menghentikan baik sementara atau memecat pelaku
kesalahan.
d. Directing:
mengarahkan, dalam arti menentukan cara-cara yang harus dilakukan oleh orang
yang diperiksa.
e. Demonstration:
mempertunjukkan bagaimana metode atau cara mengajar yang sebaiknya.[2]
a.
Tipe
Laisses Faire
Tipe
ini merupakan kebalikan dari tipe inspeksi. Para pegawai diberikan keleluasaan
untuk bekerja sesuai dengan kehendak mereka masing-masing tanpa dibatasi maupun
diberi petunjuk yang benar. Sebagai contohnya, guru diperbolehkan mengajar
dengan menggunakan materi maupun metode yang mereka pilih dan tentunya bebas
untuk mereka kembangkan sesuai keinginan mereka.
b.
Tipe
Coersive
Tipe
ini termasuk pada tipe yang memaksakan kehendak. Jika suatu hal yang menurutnya
baik tetap harus dijalankan meskipun belum tentu sesuai bahkan mungkin tidak
cocok dengan kondisi maupun kemampuan dari pihak yang disupervisi. Guru tidak
diizinkan memberikan pendapat mereka. Supervise ini tepat bagi hal-hal yang
bersifat awal.
c.
Tipe
Training dan Guidance
Tipe
ini lebih berpusat pada pemberian latihan dan bimbingan. Tipe ini memiliki hal
positif yaitu, guru maupun staf tata usaha selalu mendapat bimbingan dari
kepala sekolah. Akan tetapi, tipe ini tetap memiliki kekurangan yaitu, adanya
kurang kepercayaan atasan terhadap kinerja guru dan karyawan bahwa sesungguhnya
mereka mampu mengembangkan diri mereka sendiri.
Untuk dapat menjalankan tipe training dan
guidance ini dengan efektif, supervisor hendaknya menyiapkan berbagai sikap
yang bersinergi denan tugasnya, yaitu;
- Supervisor hendaknya bersikap positif terhadap segala macam persepsi baik yang positif maupun yang negatif terhadap dirinya.
- Supervisor dituntut untuk dapat memimpin organisasi profesi pengawas untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam hal pengawasan dan pemantauan baik secara institusional (satuan pendidikan) maupun personal (pendidikan dan tenaga kependidikan).
- Supervisor hendaknya memiliki sikap yang supel dalam berkomunikasi kepada segenap stakeholders pendidikan.
- Supervisor harus bersikap berani terhadap usaha intimidasi atau tekanan dari pihak lain dalam menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan.
5.
Supervisor dituntut bertanggung jawab atas hasil
supervisi terhadap satuan pendidikan yang dibinanya. Pertanggung jawaban atas
hasil kerja merupakan indikasi bahwa supervisor melakukan pembinaan dan
pengawasan dengan baik kepada satuan pendidikan yang dibinanya.[3]
d.
Tipe
Demokratis
Tipe ini butuh kondisi dan situasi
yang khusus. Tanggung jawab dalam hal ini bukan hanya pada seorang pemimpin
akan tetapi didelegasikan dan didistribusikan kepada siapa saja yang ada di
dalamnya sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
Comments
Post a Comment